MATERI KE IPNU IPPNU AN

MATERI 

KE IPNU IPPNU AN

-PAC Sayung-

Pokok Bahasan :

1. Latar belakang sejarah kelahiran IPNU - IPPNU

2. Sejarah berdirinya IPNU - IPPNU

3. Sejarah IPNU – IPPNU lokal

4. PD/PRT (sifat, fungsi, azas, aqidah, tujuan organisasi, struktur organisasi, lambang organiasi

5. Citra diri IPNU – IPPNU

6. Hubungan IPNU – IPPNU dengan NU beserta banom – banomnya serta ormas lain.


Tujuan :

1. Memahami latar belakang kelahiran dan perjalanan IPNU-IPPNU dari masa ke masa

2. Memahami PD/PRT IPNU-IPPNU

3. Memahami peran IPNU-IPPNU di masyarakat sebagai bagian dari organisasi pelajar dan bagian dari NU.


I. PENDAHULUAN

Banyak ragam organisasi di Indonesia yang dapat untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa ini. Sebagai generasi muda kita perlu terjun salah satunya tentu saja yang sesuai dengan usia, selera dan keyakinan agama kita. Karena kita tahu keyakinan adalah dasar hidup, karena keyakinan hidup akan berlalu tanpa membuahkan perjuangan. Oleh karena itu untuk membuahkan suatu hal, kita lebih dahulu mengetahui segala sesuatu apa dan bagaimana hal tersebut, termasuk dengan IPNU dan IPPNU.


II. LATAR BELAKANG BERDIRINYA  IPNU - IPPNU

Berdirinya suatu organisasi tentu didahului adanya sebab atau faktor yang mendorong berdirinya suatu organisasi tersebut. Begitupula dengan IPNU-IPPNU banyak sekali yang mendorongnya, diantara yang melatar belakangi atau yang menjadi sebab berdirinya ada empat faktor utama :

· Faktor Ideologis, mayoritas penduduk Indonesia beragama islam yang berhaluan ahlussunnah wal jama’ah, maka perlu pelestarian dan pengamalan yang mutlak

· Faktor Pedagogis, banyaknya organ organisasi yang bermunculan di daerah yang pada hakikatnya mempunyai visi, misi, program serta orientasinya yang sama dilingkungan Nahdlatul Ulama, sehingga perlu dipersatukan.

· Faktor Sosiologis, karena adanya tujuan serta rasa kesadaran dan keiklasan akan pentingnya suatu wadah pembinaan bagi generasi penerus untuk memperjuangkan cita-cita ulama dan bangsa Indonesia.

· Faktor Politis, yaitu Nahdlatul Ulama sebagai partai politik, sehingga untuk memenangkan PEMILU pada tahun 1955 maka perlu wadah di semua tingkatan.


III. SEJARAH BERDIRINYA IPNU – IPPNU

Dari keempat latar belakang tersebut, maka pada momen konferensi besar LP. Ma’arif NU atau tepatnya pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H./24 Februari 1954 M. di Semarang (Jawa Tengah) berdirilah IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) yang dirintis oleh Tholhah mansur, Abdul Ghoni Farida, M. Sufyan Kholil dan Mustahal Ahmad.

Kemudian selang satu tahun berikutnya berdirilah IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) pada tanggal 03 Maret 1955 di Solo yang dirintis oleh Umroh Tholhah Mansur, Zanifah dan Mahmudah.

Dari keempat latar belakang tersebut, maka pada momen konferensi besar LP. Ma’arif NU atau tepatnya pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H./24 Februari 1954 M. di Semarang (Jawa Tengah) berdirilah IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) yang dirintis oleh Tholhah mansur, Abdul Ghoni Farida, M. Sufyan Kholil dan Mustahal Ahmad.

Kemudian selang satu tahun berikutnya berdirilah IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) pada tanggal 03 Maret 1955 di Solo yang dirintis oleh Umroh Tholhah Mansur, Zanifah dan Mahmudah.


Perjalanan IPNU-IPPNU

1. Kongres I IPNU tanggal 28 Februari-3 Maret 1955 di Solo menghasilkan :

– Deklarasi berdirinya Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)

– Penataan pelajar sesuai dengan situasi

– Bersama LP. Ma’arif NU membina sekolah dan madrasah

– Mempersiapkan terbentuknya Cabang dan Wilayah

–  Memilih ketua pertama

1. Kongres I IPPNU tanggal 16-19 Januari 1956 di Solo menghasilkan :

– Kebijakan bersama IPNU

– Memilih ketua pertama

2. Kongres II IPNU tanggal 1-4 Januari 1957 di Pekalongan menghasilkan :

– Pembentukan wilayah-wilayah

– Mengkaji keterkaitan dengan LP. Ma’arif NU

– Berpartisipasi dalam pembelaan negara

– Mempersiapkan departemen kemahasiswaan

– Tidak membenarkan integrasi IPNU-IPPNU menjadi satu wadah

– Ketua terpilih tetap seperti semula (Tholhah Mansur)

3. Kongres IPNU III IPPNU II tanggal 27-31 Desember 1958 menghasilkan :

– Mendirikan departemen perguruan tinggi

– Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang

– Mempersiapkan pembentukan Corp Brigade Pembangunan

4. Kongres IPNU V IPPNU IV bulan Juli 1965 di Purwokerto menghasilkan :

– Deklarasi berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

– Rekomendasi kepada pemerintah RI, mengusulkan agar KH. Hasyim Asyari sebagai pahlawan Nasional

– Terbentuknya Corp Brigade Pembangunan (CBP)

– Berkembangnya olahraga dan seni

5. Kongres IPNU VI IPPNU V tanggal 20-22 Agustus 1966 di Surabaya menghasilkan :

– Deklarasi IPNU-IPPNU sebagai Badan Otonom Nahdlatul Ulama

– Memindah pusat organisasi dari Yogyakarta ke Jakarta

– Berpartisipasi aktif dalam memberantas G 30 S PKI

6. Kongres IPNU IX IPPNU VIII tanggal 21-24 Juni 1981 di Cirebon menghasilkan :

– Menyatakan bahwa perkembangan IPNU-IPPNU semakin menurun karena berlakunya UU RI nomor 8/1985 tentang Ormas dan UU RI Nomor 5/1985 tentang Parpol dan Golkar.

7. Kongres IPNU X IPPNU IX tanggal 29-31 Januari 1988 menghasilkan :

– Penerimaan Pancasila sebagai asas tunggal organisasi.

– Deklarasi Perubahan nama IPNU (Ikatan Putra Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama)

8. Kongres IPNU XIII IPPNU XII bulan Maret 2000 di Makassar  menghasilkan :

– Mengembalikan IPNU-IPPNU ke basis pelajar dan santri

– Mengaktifkan kembali CBP (Corp Brigade Pembangunan)

9. Kongres IPNU XIV IPPNU XIII tanggal 18-24 Juni 2003 di Surabaya menghasilkan :

– Perubahan kembali akronim “P” menjadi “Pelajar” sehingga sehingga IPNU singkatan dari Ikatan pelajar nahdlatul Ulama dan IPPNU singkatan dari Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.

– Ketua terpilih adalah rekan Mujtahidurridlo (IPNU) dan Rekanita Siti Soraya Devi (IPPNU).

– Terbentuknya Korp Kepanduan Putri bagi IPPNU

10. Kongres IPNU XV IPPNU XIV tanggal 09-12 Juli 2006 di Jakarta menghasilkan :

– Mempertegas MoU antara PP. IPNU-IPPNU dengan LP. Ma’arif NU tentang pendirian Pimpinan Komisariat di sekolah-sekolah secara struktural.

– Merubah nama Citra Diri IPNU menjadi Prinsip Perjuangan IPNU (P2IPNU)

– Memilih Ketua Umum PP. IPNU yaitu rekan Idy Muzayyad dan Ketua Umum PP. IPPNU yaitu rekanita Wafa Patria Ummah.


IV. DASAR, TUJUAN, SIFAT, dan FUNGSI

1. DASAR

Organisasi IPNU-IPPNU berdasarkan Islam dan Ahlusunnah wal jama’ah serta menerima, mempertahankan Pancasila dan UUD 1945.

<> Azas, dalam kehidupan berbagsa dan bernegara IPNU-IPPNU berpedoman pada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

<> Aqidah, IPNU-IPPNU beraqidah islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah dengan mengikuti salah satu madzhab 4 (Hanafi, Maliki, Syaf’I, Hambali).

2. TUJUAN

Tujuan IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah  yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar.

<> Usaha, Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka IPNU melaksanakan usaha-usaha:

1. Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi.

2. Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa.

3. Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat  (maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah

4. Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.

3. SIFAT

IPNU adalah organisasi yang bersifat keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan.

4.  FUNGSI

IPNU-IPPNU berfungsi :

a.Wadah perjuangan pelajar Nahdlatul Ulama dalam pendidikan dan kepelajaran.

b.Wadah pengkaderan pelajar Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa dan kepemimpinan Nahdlatul Ulama

c.Wadah penguatan pelajar Nahdlatul Ulama dalam melaksanakan dan mengembangkan Islam ahlussunah wal-Jamaah untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai nahdliyah

d.Wadah komunikasi pelajar Nahdlatul Ulama untuk memperkokoh ukhuwah nahdliyah, islamiyah, insaniyah dan wathoniyah.

5.   Lambang Organisasi

A. IPNU

a) Lambang organisasi IPNU yang berbentuk bulat, artinya kontinyu atau terus menerus

b) Warna dasar hijau dilingkari warna kuning berarti kebenaran dan hikmah yang tinggi

c) Warna putih suci, warna kuning di antara putih adalah hikmah dan cita-cita yang tinggi.

d) Tiga titik diantara tulisan I.P.N.U adalah iman, islam dan ikhsan

e) Enam sirip yang mengapit huruf I.P.N.U adalah rukun iman

f) Bintang adalah cita – cita

g) Satu bintang besar adalah Nabi Muhammad SAW

h) Empat bintang di kanan dan kiri adalah khulafaurrosyidin

i) Empat bintang dibawah adalah empat madzhab

j) Dua kitab adalah Al – qur’an dan Hadist

k) Bulu angsa adalah pena (ilmu), bulu bersilang adalah ilmu agama dan umum

l) Sudut bintang lima adalah rukun islam 


B. IPPNU

a) Lambang organisasi berbentuk segitiga adalah iman dan ikhsan, dua garis tepi dua kalimat syahadat

b) Warna dasar hijau adalah kebenaran, putih adalah kesucian, kuning adalah hikmah yang tinggi

c) Bintang Sembilan : satu bintang besar adalah Nabi Muhammad SAW, empat bintang kanan kiri adalah khulafaurrosyidin, empat bintang bawah kanan kiri adalah empat madzhab

d) Dua kitab adalah Al qur’an dan hadist

e) Bulu ayam bersilang adalah aktif menuntut ilmu baik umum maupun agama serta rajin membaca atau menulis

f) Dua kuntum melati warna putih adalah perpaduan antara agama dan umum

g) Lima titik antara tulisan IPPNU adalah rukun islam


V. CITRA DIRI IPNU-IPPNU

Citra diri IPNU-IPPNU berorientasi serta berpijak pada kesemestaan organisasi dan anggotanya untuk senantiasa menempatkan pergerakan pada zona keterpelajaran dengan kaidah “belajar, berjuang, dan bertakwa”, yang bercorak dasar dengan wawasan kebangsaan, ke-Islaman, keilmuan, kekaderan dan keterpelajaran.

a. Wawasan Kebangsaan
Ialah wawasan yang dijiwai oleh asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, yang mengakui kebhinekaan sosial, budaya yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, hakekat dan martabat manusia yang memiliki komitmen dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara berlandasakan prinsip keadilan, persamaan dan demokrasi.


b. Wawasan Ke-Islaman
Ialah wawasan yang menempatkan ajaran agama Islam sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam memberikan makna dan arah pembangunan manusia. Ajaran Islam sebagai ajaran yang merahmati seluruh alam mempunyai sifat memperbaiki dan menyempurnakan seluruh nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu IPNU dalam bermasyarakat bersifat tawashut dan I’tidal, menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kejujuran di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bersifat membangun dan menghindari laku tatharruf (ekstrim), melaksanakan kehendak dengan menggunakan kekuasaan dan kelaziman; tasamuh, toleran terhadap perbedaan pendapat baik dalam masalah keagamaan, kemasyarakatan maupun budaya, tawazun, seimbang dan menajalin hubungan antara manusia dan tuhannya serta manusia dan lingkungannya, amar ma’ruf nahi munkar, memiliki kecenderungan untuk kerusakan harkat kemanusiaan dan kerusakan lingkungan, mandiri, bebas, terbuka dan bertanggung jawab dalam berfikir, bersikap dan bertindak.

c. Wawasan Keilmuan
Ialah wawasan yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk mengembangkan sumberdaya anggota dan kader. Sehingga dengan ilmu pengetahuan memungkinkan anggota untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia seutuhnya dan tidak menjadi beban sosial lingkungan. Dengan ilmu pengetahuan, akan mencetak kader yang mandiri, memiliki harga diri dan kepercayaan diri sendiri dan dasar kesadaran yang realistik akan kemampuan dirinya didalam masyarakat sebagai anggota masyarakat.

d. Wawasan Kekaderan
Ialah wawasan yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina anggota agar menjadi kader-kader yang memiliki komitmen terhadap idiologi, cita-cita, perjuangan organisasi, bertanggung jawab dalam mengembangkan dan membentengi organisasi, juga diharapakan dapat membentuk pribadi yang menghayati dan mengenal ajaran Islam ala ahlissunnah wal jama’ah, memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan utuh, memiliki komitmen terhadap ilmu pengetahuan serta memiliki kemampuan teknis metodologis untuk mengembangkan organisasi kepepimpinan, kemandirian dan kepopuleran.

e. Wawasan Keterpelajaran
Ialah wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada pemantapan diri sebagai center of excellence pemberdayaan sumberdaya manusia terdidik yang berilmu, berkeahlian dan visioner, yang diikuti kejelasan misi sucinya, sekaligus strategi dan operasionalisasi yang berpihak kepada kebenaran, kejujuran serta amar ma’ruf nahi munkar. Wawasan ini meniscayakan karakteristik organisasi dan anggotanya untuk senantiasa memiliki hasrat ingin tahu, belajar terus menerus dan mencintai masyarakat belajar mempertajam daya analisis; daya sintesis pemikiran agar dapat membaca realitas dan dinamika kehidupan yang sesungguhnya; terbuka menerima perubahan, pandangan dan cara-cara baru, pendapat baru, serta pendapat yang berbeda; menjunjung tinggi nilai, norma, kaidah dan tradisi serta sejarah keilmuan; dan berorentasi ke masa depan.

 

VI.   STRUKTUR ORGANISASI

l  Pimpinan Pusat untuk tingkat nasional, disingkat PP.

l  Pimpinan Wilayah untuk tingkat propinsi, disingkat PW.

l  Pimpinan Cabang untuk tingkat kabupaten/kota atau daerah yang disamakan dengan kabupaten/kota, disingkat PC.

l  Pimpinan Cabang Istimewa untuk luar negeri, disingkat PCI.

l  Pimpinan Anak Cabang untuk tingkat kecamatan, disingkat PAC.

l  Pimpinan Ranting untuk tingkat desa atau kelurahan dan sejenisnya, disingkat PR serta

l  Pimpinan Komisariat untuk lembaga pendidikan, disingkat PK.


VII.   PERMUSYAWARATAN

l  Permusyawaratan IPNU untuk tingkat nasional, terdiri dari : (Kongres, Kongres Luar Biasa, Rapat Kerja Nasional)

l  Permusyawaratan IPNU untuk tingkat propinsi, terdiri dari: (Konferensi Wilayah, Konferensi Wilayah Luar Biasa, Rapat Kerja Wilayah)

l  Permusyawaratan IPNU untuk tingkat kabupaten/kota atau daerah yang disamakan dengan kabupaten/kota, terdiri dari: (Konferensi Cabang, Konferensi Cabang Luar Biasa, Rapat Kerja Cabang)

l  Permusyawaratan IPNU untuk tingkat kecamatan, terdiri dari: (Konferensi Anak Cabang, Konferensi Anak Cabang Luar Biasa, Rapat Kerja Anak Cabang)

l  Permusyawaratan IPNU untuk tingkat desa/kelurahan atau sejenisnya dan lembaga pendidikan terdiri dari: (Rapat Anggota, Rapat Anggota Luar Biasa, Rapat Kerja Anggota)


VIII. HUBUNGAN IPNU DENGAN NU DAN ORMAS LAIN

1.  Hubungan IPNU dengan NU

Sebagai perangkat dan Badan Otonom NU, secara kelembagaan memiliki kedudukan yang sama / sederajat dengan Badan Otonom lainnya (pasal 13 ayat 4 ART NU).

Sebagai anggota pleno Syuriah ( pasai 14 ayat 3 )

Sebagai anggota pleno Tanfidziyah ( pasal 14 ayat 5 )

Sebagai anggota gabungan Syuriah dan Tanfidziyah NU ( pasal 14 ayat 7 )


2.  Hubugannya dengan Badan Otonomi lain

Dalam upaya mengenergikan Perjuangan misi dan visi NU ke depan, maka IPNU perlu mempercepat kerjasama dan menjalin koordinasi yang baik dengan Badan Otonom lain serta memperjelas posisi IPNU di semua tingkatan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan dan bidang garapannya masing-masing.

3.  Ekstern

IPNU adalah bagian dari generasi muda Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia dan merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuangan Nahdlatul Ulama serta Cita-cita bangsa Indonesia.


IX. MARS IPNU-IPPNU


MARS IPNU

Wahai pelajar Indonesia

Siapkanlah barisanmu

Bertekat bulat bersatu

Dibawah kibaran panji IPNU


Ayo hai pelajar Islam yang setia

Kembangkanlah agamamu

Dalam negara Indonesia

Tanah air yang kucinta


Dengan berpedoman kita belajar

Berjuang serta bertaqwa

Kita bina watak nusa dan bangsa

Tuk kejayaan masa depan


Bersatu wahai pelajar Islam yang jaya

Tunaikanlah kewajiban yang mulia

Ayo maju pantang mundur

Dengan rahmat tuhan kita perjuangkan


Ayo maju pantang mundur

Pasti tercapai adil makmur


MARS IPPNU

Sirnalah gelap terbitlah terang

Mentari timur sudah bercahya

Ayunkan langkah pukul genderang

Segala rintangan mundur semua


Tiada laut sedalam iman

Tiada gunung setinggi cita

Sujud kepala kepada Tuhan

Tegak kepala lawan derita


Dimalam yang sepi dipagi yang terang

Hatiku teguh bagimu ikatan

Dimalam yang hening dihati membakar

Hatiku penuh bagimu pertiwi


Mekar seribu bunga ditanam

Mekar cintaku pada ikatan

Ilmu kucari amal kuberi

Untuk agama bangsa negeri


 -Wulan SR-

Posting Komentar

Monggo bisa di kasih komentarnya gays

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak