Pernahkah kamu mendengar kisah "KARBALA" ...??

 

Satu-satunya peristiwa yang menyebabkan langit seakan menangis Gerhana matahari total selama 6 bulan lamanya  

Fitnah terbesar dalam sejarah Islam 


Husein bin Ali bin Abi Tholib 

Lelaki berusia sekitar 58 tahun. Hari ke sepuluh bulan Muharram, di tahun 61 H, selepas menunaikan sholat subuh,dia bergegas keluar tenda dan menaiki kuda kesayanganya. Pria itu menatap pasukan yang telah mengepungnya. Dia berpidato dengan begitu indah dan menyentuh hati:


"Lihatlah nasabku. Pandangilah siapa aku ini. 

Lantas lihatlah siapa diri kalian. Perhatikan apakah halal bagi kalian untuk membunuhku dan mencederai kehormatanku."

"Bukankah aku ini putra dari anak perempuan Nabimu? Bukankah aku ini anak dari washi dan keponakan Nabimu, yang pertama kali beriman kepada ajaran Nabimu?"


"Bukankah Hamzah, pemuka para syuhada adalah pamanku? Bukankah Ja'far, yang akan terbang dengan dua sayap di surga, itu pamanku?


"Tidakkah kalian mendengar kalimat yang terkenal di antara kalian bahwa Rasulullah berkata tentang saudara dan aku. "Keduanya adalah pemuka dan pemuda ahli surga"?


"Jika kalian percaya dengan apa yang aku sampaikan, dan sungguh itu benar karena aku tak pernah berdusta. Tapi jika kalian tidak mempercayaiku, maka tanyalah Jabir bin Abdullah Al-Anshari, Abu Sa'id Al- Khudri, Sahl bin Sa'ad, Zaid bin Arqom dan Anas bin Malik, yang akan memberitahu kalian bahwa Mereka pun mendengar apa yang Nabi sampaikan mengenai kedudukan saudaraku dan aku".

"Tidaklah ini cukup menghalangi kalian untuk menumpahkan darahku?"


Tarikh at-Thabari (5/425) dan Al-Bidayah Wan Nihayah (8/193).


Namun Mereka yang telah terkunci hatinya tidak akan tersadar. Pasukan yang mengepung atas perintah Ubaidullah bin Ziyad itu memaksa Pria yang bernama Husein bin Ali itu untuk mengakui kekuasaan Khalifah Yazid bin Mu'awiyah.

Tidakkah ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa pertarungan dengan masa Khalifah dulu itu sampai mengorbankan nyawa seorang cucu Nabi SAW.


Ibnu Katsir dalam Bidayah wan Nihayah bercerita bagaimana sayyidina Husein terbunuh di Karbala pada 10 Muharram (Asyura).


Pasukan memukul Husein dengan pedang hingga berdarah. Husein membalut luka di kepalanya dengan merobek kain di jubahnya. Dan dengan cepat balutan kain terlihat penuh dengan darah Husein.

Ada yang kemudian melepaskan panah dan mengenai leher Husein. Namun beliau masih hidup sambil memegangi lehernya menuju ke arah sungai karena kehausan. Shamir bin Dzil jawasan memerintahkan pasukannya menyerbu Husein. Mereka menyerang dari segala penjuru. Mereka tak memberi kesempatan untuk minum. 


Ibn Katsir menulis: "yang membunuh Husein dengan tombak adalah Sinan bin Anas bin Amr Nakhl, dan menyerahkan kepala Husein kepada Khawali bin Yazid" (Al-bidayah, 8/204)


Anas melaporkan bahwa ketika kepala Husein yang di penggal itu di bawa ke Ubaidullah bin Ziyad, yang kemudian memainkan ujung tongkatnya menyentuh mulut dan hidung Husein, Anas berkata: "aku pernah melihat Rasulullah mencium tempat engkau memainkan tongkatmu ke wajah Husein ini."


Ibn Katsir mencatat 72 orang pengikut Husein yang terbunuh hari itu. Imam Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa mencatat 30 ribu pasukan yang mengepung Husein, di bawah kendali Umar bin Sa'd bin waqosh.


Pada hari terbunuhnya Husein, Imam Suyuthi mengatakan dunia seakan berhenti selama tujuh hari. mentari merapat laksana kain yang menguning. Terjadi gerhana Matahari di hari itu. Langit terlihat memerah selama 6 bulan.


Imam Suyuthi juga mengutip dari imam Tirmidzi yang meriwayatkan kisah dari Salma yang menemui Ummu Salamah, istri Nabi Muhammad, yang saat itu masih hidup (Ummu Salamah wafat pada tahun 64 H, sedangkan Husein terbunuh tahun 61 H).


Salma bertanya: "Mengapa engkau menangis?"


Ummu Salamah menjawab: "Semalam saya bermimpi melihat Rasulullah yang kepala dan jenggot beliau terlihat berdebu. Saya bertanya 'mengapa Engkau wahai Rasul?"


Rasullullah menjawab: "saya baru saja menyaksikan pembunuhan Husein."



Begitulah dasyatnya pertarungan kekuasaan di masa Khalifah dulu. Mereka tidak segan membunuh cucu Nabi demi kursi Khalifah. 


Penulis : Sabrina Azzahra dan (Team media PAC)

Posting Komentar

Monggo bisa di kasih komentarnya gays

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak